Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Artikel Terbaru 90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim Asuransi Bisnis Menengah

90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim

Salam, Bersama lagi dengan mimin dinisi, diartikel ini akan menjelaskan tentang Asuransi Bisnis Menengah 90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim ok simak selengkapnya ya...

90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai pemain baru pada pabrik pertanggungan di Indonesia, PT FWD Life Indonesia harus berhadapan dengan pemain durasi yang telah berumur puluhan tahun. Pengembangan teknologi digital menjadi salah eka andalan FWD Life pada melakukan intrusi ke pabrik pertanggungan yang masih memiliki berlimpah peluang.

 

Kepada jurnalis CNBC Indonesia, Donald Banjarnahor dengan Monica Wareza, Direktur Utama FWD Life Choo Sin Fook blak-blakan bercerita bahwa 90% mata-mata pertanggungan di pabrik tak suah diklaim. Selain itu, penilaian masyarakat bahwa pertanggungan itu garib dengan tak berguna menjadi provokasi FWD Life buat membuat barang pertanggungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Berikut petikan wawancaranya:

 

Bisa diceritakan tentang FWD Life Indonesia?

Sebenarnya aku mau mulai lebih awal sedikit. FWD Group muncul dengan ketika induk usaha kami, Pacific Century Group, mengakuisisi bisnis pertanggungan ING Group di Thailand, Hong Kong, dengan Macau. Bapak Richard bersama manajemen FWD Group memutuskan bawah FWD hendak fokus di Asia Tenggara dengan Asia Timur.

Dengan tiga operasi wilayah lalu berkembang ke Indonesia, Filipina, Singapura, Vietnam, dengan Jepang. Kami juga masih menunggu izin dari Malaysia dengan China.

Dari sarwa negara ini andaikan dari bidang kematangan market khusus buat pertanggungan jiwa individual itu Indonesia adalah market yang amat matang dengan berpotensial. Singapura dengan Malaysia itu matang tapi pasarnya kecil. Yang signifikan itu cuma Indonesia dengan Vietnam. Penduduk Vietnam hampir 100 juta, Filipina 90 juta tapi dibandingkan Indonesia, masih jauh.

Dari bidang harta per kapita Indonesia juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina dengan Vietnam. Penduduk menengah ke atas dengan harta tinggi itu persentasenya kecil di Indonesia lamun jumlahnya besar.

Kalau FWD masuk ke Indonesia dengan cuma berharap pada golongan menengah ke atas, maka mereka telah diambil oleh kongsi pertanggungan lain selama 25 tahun. Saya dulu tarikh 90-an di kerja di sebuah kongsi pertanggungan jualannya ke anak buah itu itu saja. Kalau ke Medan, aku tahu siapa saja yang beli asuransi.

Akan lamun andaikan saya lihat statistik pertanggungan di Indonesia pada kuartal 4 maka intrusi pertanggungan secara GDP [gross domestic product alias harta domestik bruto] baru 2,99%. Di negara yang lebih maju itu harus sekitar 5%. Kalau dilihat dari bidang penggunaan pertanggungan juga di bawah 12%. Itu berguna dari 100 anak buah cuma 12 anak buah yang makan pertanggungan dengan itu juga sebelah besar di corporate care alias dibayarin oleh perusahaan. Yang benar-benar pertanggungan individual itu sedikit.

Kami melihat dari situ harapan yang besar dengan harta penduduk di Indonesia juga naik dengan aktual peningkatan aras menengah amat signifikan itu di Indonesia dari bidang nominalnya.

Tetapi kami juga melihat sedia kesulitannya. Sampai sekarang jujur, anak buah yang beli individual insurance itu aktual beliau tak beli, lamun dijual oleh agen. Hal ini yang menyebabkan kadar pertanggungan di Indonesia tak tinggi.

Agen mau jual pertanggungan dengan bonus yang lebih besar akibat andaikan tidak, maka tak hendak cukup buat biaya distributor itu. Agen datang ke calon konsumen asuransi, sekali, dua, tiga, empat kali baru tutup. Kadang-kadang beliau jual juga belum tentu tutup. Jadi distributor itu kepunyaan ongkos yang tinggi

Lalu betapa dengan cara apa teknologi digital pada FWD Life?

Ketika kami mau masuk ke market di Indonesia, kami harus kepunyaan eka distribution yang lebih efisien, tetap memakai agen, lamun harus didukung oleh teknologi. Kalau pertanggungan jiwa itu susah buat bilang 100% digital. Boleh dikatakan tak mungkin.

Bagaimanapun andaikan kematian terjadi atau kecelakaan saya harus tangan manusia. Karena tak manusiawi andaikan seberinda dikerjakan lewat mesin, misalnya meng-handlle anak buah yang masuk rumah sakit. Makanya saya harus menggunakan bani Adam di saat-saat kritis, lamun andaikan buat saat tak kritis contohnya pembayaran, bisa dilakukan lewat digital.

Kami datang ke Indonesia dengan dukungan teknologi maka biaya bisa lebih rendah. Kalau cost of doing business lebih rendah maka bisa kami transfer kembali ke nasabah. FWD mencoba buat menekan biaya biar tak meledak. Kalau kami lihat dari rencana bisnis maka berbatas 2022 kami cuma butuh sekitar 500 karyawan. Kami ingin bisnis ini tumbuh dengan makan teknologi.

Saat ini, andaikan saya beli pertanggungan biayanya lebih berlimpah ke akuisisi dengan ini jadi alasan kenapa barang pertanggungan harus long term. Karena andaikan konsumen cuma beli 1-2 tarikh maka distributor bisa komisi kecil sehingga tak mau menjual.

Agen juga manusia, andaikan beliau akuisisi konsumen dapatnya cuma Rp50 ribu, maka beliau tak mau. Tetapi andaikan jualan lewat internet cuma bisa Rp 50 mili itu masih oke lah.

Kalau ditanya apakah pasar di Indonesia siap alias tidak, maka kami rasa telah siap. Bila tak siap, maka kami tunggu agar beliau siap. Yang sekarang umur 25 tahun, lima tarikh lagi jadi 30 tahun. Jadi FWD ini long term player, andaikan saya bukan long term player tak mungkin induk kami membeli bangunan di sini [Kawasan SCBD].

Ada strategi khusus buat memasarkan produk?

Di pasar andaikan anak buah ngomong life insurance saya selalu ngomong bonus Rp 1 juta per bulan, itu berguna 1 tarikh Rp 12 juta. Kalau ikut financial planning kepunyaan cara itu berguna harta setahun itu mesti Rp 200 juta.

Sebenarnya itu minimum, rata-rata distributor itu mencari bonus Rp18 juta, itu berguna harta konsumen harus Rp300 juta. Kami melihat anak buah di Indonesia yang memiliki harta Rp 300 juta-Rp 400 juta itu tak banyak. Ini sebabnya intrusi pertanggungan saat ini kecil.

Kalau saya boleh buat ulang barang asuransi, repackage buat anak buah awam maka berlimpah anak buah bisa beli. Sementara barang yang sedia saat ini terlalu kompleks sehingga membuat bonus jadi mahal.

Ternyata anak buah yang sakit berat itu sedikit. Kalaupun terjadi aib berat anak buah yang berobat habis memakai miliaran rupiah kemungkinan beliau membaik juga kecil. Itu statistik semua. Orang yang beli pertanggungan itu 90% lebih tak suah klaim seumur hidup.

Sebenarnya pertanggungan tak harus cover yang tinggi-tinggi. Yang penting andaikan beliau sakit beliau bisa cukup uang buat sembuhkan diri.

Tidak klaim sama sekali?

Sama sekali. Saya suah ketemu dengan konsumen yang dulu aku kenal, beliau pasti bilang aku tak suah klaim, cuma bayar. Itu fakta. Orang beli berbatas puluhan tarikh tak suah klaim, berbatas beliau telah berumur dengan pensiun,

 

Sebenarnya anak buah lebih berlimpah membeli mata-mata itu menabung. Jadi andaikan saya kasih di cover yang terlalu garib itu tak sedia gunanya. Hanya kecil anak buah yang suah menjalani operasi pada hidupnya.

 

Lalu sisanya bagaimana?

Orang yang 10% suah klaim itu klaim meninggal dengan klaim sakit. Klaim meninggal itu telah gone, tinggal yang klaim sakit. Setelah itu reputasi pertanggungan itu tak bagus, bukan pabrik kami tak bagus, lamun nature dari barang saja.

 

Jadi orang-orang yang beli pertanggungan akibat benar-benar paham, itu bagus. Hal ini sama dengan menabung di bank, tak bisa bunga. Daripada menabung di bank, aku menabung di asuransi. Nanti pada saat pensiun diambil kembali. Kalau terjadi benda di pertanggungan kembalinya jauh lebih banyak.

 

Bagaimana pertumbuhan FWD Life pada 2017?

Kondisi 2017 bagus. Kami masih achieve cuma aku tak boleh ngomong berapa persennya. Kami juga kongsi kecil. Kalau pabrik masih flat, kami masih tumbuh. Premi berbatas kuartal III/2017 sekitar Rp 640-an miliar

 

Bagaimana prospek 2018?

Saya harap setiap tarikh kami tumbuh double akibat kami masih kongsi kecil. Akan lamun andaikan saya juga lihat pabrik asuransi, maka andaikan pertumbuhan dilihat dari bonus saja hendak susah, akibat kena klaim juga banyak.

 

Bagaimana provokasi 2018?

Challenge bagi kami sama seperti seluruh industri, mengubah pandangan masyarakat akan pertanggungan di Indonesia. Ada duet pandangan konsumen soal asuransi, perdana garib dengan kedua tak sedia gunanya akibat 90% anak buah tak suah klaim.

 

Banyak anak buah juga kepunyaan pengalaman bahwa beli pertanggungan itu sangat rumit, klaimnya rumit, dengan barang itu juga rumit. Mengubah perasaan anak buah melanda pertanggungan ini yang ingin kami capai. Oleh akibat itu, tarikh lalu kami keluarkan barang yang simple, cuma duet yang dikecualikan pada klaim, perdana bunuh diri dengan kedua adalah mati pada kegiatan kriminal.

 

Dengan penggunaan teknologi itu sedia target umur tertentu?

Sebenarnya anak buah yang tak bisa memakai teknologi ya bisa saya bantu. Kami sedia service agent yang bisa dipakai tapi bayan sedia biaya tambahan, jadi lebih mahal.

 

Range umur konsumen FWD Life?

Sebenarnya dari lahir berbatas tua. Saat ini average 34 tahun. Awalnya 37 tarikh terus telah turun jadi makin berlimpah yang usianya lumayan muda.

90% Polis Asuransi Tidak Pernah DiklaimFoto: CNBC Indonesia/Donald Banjarnahor

 

Bagaimana hasil pemodalan FWD Life?

Ada filosofi buat investasi, yakni we cannot beat the market. Kalau bisa beat the market, kadang kala kalah. Kalau di tempat lain mereka kepunyaan pemodalan di flat yang besar, kami tak mau. Kami outsorce sarwa investment, di BNP Paribas dengan Schroders akibat mereka lebih efisien. Kalau market overall tarikh kemarin tarikh yang aksi akibat dari kinerja saham aksi di seluruh dunia

 

Komposisi investasi?

Pertama kebanyakan pilih saham, masih mayoritas. Sebenarnya kami tak suah berpikir konsumen pilih saham akibat pada gambar return-nya amat tinggi, tapi risikonya juga amat tinggi.

 

Bagaimana profitabilitas FWD?

Sebagai kongsi baru kami susah buat ngomong profitability pada saat awal gini karena harus investasi. Kalau dari awalnya harusnya ditanya berapa kekuatan modalnya dengan berapa durasi profitnya. Kami berharap breakeven pada 2022 akibat berlimpah ketidakpastian after 8 tahun.

 

Tidak bisa lebih cepat?

 

Kalau saya sukses dengan pemakaian teknologi dengan sukses besarkan volume itu bisa lebih cepat. Tetapi saya juga pemodalan teknologi garib di depan dengan juga saat ini harus klaim dengan efisiensi.

 

Klaim terbanyak?

 

Sebanyak 80% ke atas itu corporate care Rp50 mili ke bawah. Jadi kayanya tak selalu harus dicek akibat andaikan anak buah mau tipu juga tak mau tipu cuma Rp 50 ribu.

Bagaimana pandangan FWD Life akan regulasi pertanggungan di Indonesia?

 

Regulator kepunyaan peranan defensive jadi mereka tak hendak atur andaikan kami tak bikin dulu. Saya senang dengan pemerintah yang regulator di sini akibat mereka sangat open. Mereka hendak tanya apa yang saya inginkan baru beliau hendak mendorong private sector jadi lebih kreatif. Contohnya apa itu face to face kan sedia aturannya. (prm)

Demikianlah penjelasan perihal 90% Polis Asuransi Tidak Pernah Diklaim semoga info ini menambah wawasan untuk kita semua. Bila ada kata yang khilaf, mohon di koreksi lewat komentar dibawah ini. terima kasih

Sumber Artikel ini : https://www.cnbcindonesia.com/profil/20180213060516-41-4185/90-polis-asuransi-tidak-pernah-diklaim